Rabu, 22 Maret 2023

Sebuah Asa

Hari yang kunanti sepertinya telah tiba
Saat seseorang menceritakanku sebuah fakta
Walau sejujurnya masih kuragui kebenarannya

Ini tentang kita ....
Sebuah kisah cinta melankolia
Yang alurnya sempat terjeda

Kisah ini sepertinya akan berakhir duka
Sebab diterjang badai nestapa
Hingga menyeretku tenggelem di dasar palung duka

Hidupku mungkin akan berakhir sengsara
Bahkan hatiku telah lama mati rasa
Tetapi, harapan itu masih tetap tersisa

Wahai Dzat Pemilik Rasa bernama cinta
Izinkan aku, sekali saja .... 
Untuk kembali mengenalnya

Mengenal dia ... Yang kusebut cinta pertama

Sabtu, 18 September 2021

Dering Terakhir

Aku masih berada di dalam selimutku, saat ponselku berdering. Aku pun berusaha meraihnya dari sisi kiriku. Aku tersenyum membaca nama yang tertera di layar mini itu. Segera ku angkat dan kusapa sosok di seberang sana. 

"Sampai ketemu nanti, ya, Wi."

"Okey. Aku siap-siap dulu, ya. Bye."

Dengan riang, ku singkap selimut yang sedari tadi menghangatkanku dan segera menghambur ke arah toilet. 
Setengah jam berlalu, saat aku telah selesai merias diri. Ku coba melihat ponsel, yang ternyata nihil tanpa tanda. 

Ku coba melayangkan sebuah pesan singkat padanya. Namun, tak kunjung kudapatkan balasan darinya. Ku coba menghubungi nomor ponselnya, yang malah dijawab oleh seorang wanita dari pihak operator. 

Akhirnya kuputuskan untuk ke rumahnya yang tidak begitu jauh dari rumahku. Setelah sepuluh menit berkendara, aku akhirnya sampai di depan gerbang rumahnya. 

Keadaan disana sangat ramai, orang-orang berlalu lalang sibuk mengurus sesuatu. Namun, perhatianku teralihkan dengan berkibarnya sebuah bendera putih di sudut rumahnya. Seketika darahku berdesir kencang. Jantungku berdetak tak menentu. 

Secepat kilat ku langkahkan kakiku menuju pintu rumahnya. 
Bagai disambar petir di siang hari, kakiku bergetar dan tubuhku melemah seketika melihat tubuh yang kini terbujur kaku. Orang yang menghubungiku beberapa jam lalu, telah terselimuti kain putih bersih bernama kafan. Wajah yang biasa kupandang hangat, kini telah membeku bagai terselimuti es abadi. 

Terngiang kembali kalimat terakhir yang ia ucapkan pagi tadi, 'Sampai ketemu nanti, ya, Wi,' apa maksudnya adalah ini? Apa maksudnya aku akan melihat dia dalam keadaan terbujur kaku begini? Dadaku sesak mengingat detik terakhir itu, ucapan perpisahan darinya yang tidak pernah kuduga. 

Kamis, 22 April 2021

Sudah benarkah niatku?

Saat hatiku memutuskan untuk melakukan nya, 
Maka tekadku pun ku kuatkan, 
Dengan berbekal kemauan tanpa ada yang lainnya, 
Ku mulai langkah ini, 
Walau pelan, namun kuharap langkah itu pasti

Namun, sudah benarkah niatku? 
Untuk siapa tekad ku ini? 
Untuk siapa yang kulakukan ini? 
Adakah tersisa duniawi didalam nya? 

Semoga saja tidak. 
Kuharap niatku sudah benar
Pun jika aku melenceng dari niat awal ku, 
Aku tentu harus kembali mengingat niat awal ku
Dan menjemputnya kembali. 
Mendekapnya seerat mungkin, 
Agar ia tak tertukar lagi

Cause everything only for Allah Subhana Wa Ta'ala

~do

Selasa, 20 April 2021

Rindu?

Kurasa kata itu tak lagi pantas untuk ku dengungkan, 
Aku sadar betul siapa diriku, siapa aku... 
Aku hanyalah seorang manusia yang pada dirinya terselimuti kekurangan

Sempat ku pandangi lagi figura mu, 
Ku tatap lekat-lekat matamu
Kamu nyata, 
Cintaku juga nyata, 
Hanya saja takdir kita yang beda
Aku disini, 
Dan kamu dibelahan bumi yang lainnya

~do

Sebuah Asa

Hari yang kunanti sepertinya telah tiba Saat seseorang menceritakanku sebuah fakta Walau sejujurnya masih kuragui kebenarannya Ini tentang k...