Sabtu, 18 September 2021

Dering Terakhir

Aku masih berada di dalam selimutku, saat ponselku berdering. Aku pun berusaha meraihnya dari sisi kiriku. Aku tersenyum membaca nama yang tertera di layar mini itu. Segera ku angkat dan kusapa sosok di seberang sana. 

"Sampai ketemu nanti, ya, Wi."

"Okey. Aku siap-siap dulu, ya. Bye."

Dengan riang, ku singkap selimut yang sedari tadi menghangatkanku dan segera menghambur ke arah toilet. 
Setengah jam berlalu, saat aku telah selesai merias diri. Ku coba melihat ponsel, yang ternyata nihil tanpa tanda. 

Ku coba melayangkan sebuah pesan singkat padanya. Namun, tak kunjung kudapatkan balasan darinya. Ku coba menghubungi nomor ponselnya, yang malah dijawab oleh seorang wanita dari pihak operator. 

Akhirnya kuputuskan untuk ke rumahnya yang tidak begitu jauh dari rumahku. Setelah sepuluh menit berkendara, aku akhirnya sampai di depan gerbang rumahnya. 

Keadaan disana sangat ramai, orang-orang berlalu lalang sibuk mengurus sesuatu. Namun, perhatianku teralihkan dengan berkibarnya sebuah bendera putih di sudut rumahnya. Seketika darahku berdesir kencang. Jantungku berdetak tak menentu. 

Secepat kilat ku langkahkan kakiku menuju pintu rumahnya. 
Bagai disambar petir di siang hari, kakiku bergetar dan tubuhku melemah seketika melihat tubuh yang kini terbujur kaku. Orang yang menghubungiku beberapa jam lalu, telah terselimuti kain putih bersih bernama kafan. Wajah yang biasa kupandang hangat, kini telah membeku bagai terselimuti es abadi. 

Terngiang kembali kalimat terakhir yang ia ucapkan pagi tadi, 'Sampai ketemu nanti, ya, Wi,' apa maksudnya adalah ini? Apa maksudnya aku akan melihat dia dalam keadaan terbujur kaku begini? Dadaku sesak mengingat detik terakhir itu, ucapan perpisahan darinya yang tidak pernah kuduga. 

1 komentar:

  1. Bismillah, ini adalah flash fiction pertama saya🤗 mohon krisan (kritik dan saran) nya, ya teman-teman 🙏🏻😊

    BalasHapus

Sebuah Asa

Hari yang kunanti sepertinya telah tiba Saat seseorang menceritakanku sebuah fakta Walau sejujurnya masih kuragui kebenarannya Ini tentang k...